Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Citra perempuan sebagai objek dalam novel the holy womans

Female Silhouette Kata perempuan dalam tinjauan etimologis, berasal dari empu yang berarti ‘tuan’,’orang yang mahir/berkuasa’ ataupun ‘kepala’,’hulu’. Pada konteks tersebut makna perempuan mendapat tempat kehormatan, lebih bermartabat bukan diposisi rendah terlebih keberadaan kata perempuan sebagai kaum feminism semakin dihormati atau bisa dikatakan sejajar dengan kehormatan laki-laki cuma bedanya ada pada biologisnya. Tapi tahukah anda kalau makna perempuan bisa menjadi kata benda, dimana pemaknaan kata perempuan diposisikan sebagai objek yang menunjukkan adanya politik dan kekuasaan patriaki. Gambaran perempuan dalam novel the holy womans karya Qaisra Shahraz ini menceritakan akan isu-isu seputar perempuan yang berada di kekuasaan patriaki, dimana perempuan selalu ditempatkan sebagai korban. Dimana karakter perempuan fiktif yang menjadi korban patriaki, yaitu Zarri Beno, putri sulung keluarga tuan tanah kaya raya di Pakistan, habib khan. Ia dipaksa untuk menjadi seorang shahzadi ib...

Hakikat antara sastra dan agama pada kehidupan makhluknya

Sastra mengandung makna yaitu instruksi atau pedoman yang merujuk pada sebuah jenis tulisan yang berarti keindahan tertentu akan tetapi sastra tidak selalu berbicara persoalan keindahan (estetika) kadang kalanya sastra berbicara akan pedoman kehidupan manusia. Sedangkan agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan manusia (kepercayaan).  Pada sebuah hakikatnya makna dan cara kerja dari agama itu sendiri sebagai sumber cikal bakal  yang melahirkan hukum-hukum pada manusia sering kali memuncu lkan pedoman kebakuan alias tidak bisa diubah atau ditawar. Unsur pada agama sendiri pun terdiri dari dua hal yaitu  subjek  dan  miracle  yang dapat diartikan dari makhluk kepada tuhan. Sekilas kita bisa melihat kalau sastra dan agama saling berkaitan dalam kehidupan manusia. Akan tetapi kalau dilihat dari secara benar-benar baik sastra maupun agama tidaklah saling kaitan. Karena esensi dari agama sebagai makna sebenarnya pad...

Analisis drama Mastodon dan Burung Kondor (W.S Rendra)

Drama Mastodon dan Burung Kondor Sastra menyajikan kehidupan yang sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia (Wellek dan Warren, 1989:109). Hubungan karya sastra dan kenyataan sosial telah menjadi objek yang dikritik sastrawan dengan pandangan bahwa sastra sebagai cerminan dari masayarakat. Hal tersebut mencakup pengertian bahwa sastra mencerminkan kehidupan sosial yang ada dalam masyarakat dan kalau pengarang memiliki taraf kepekaan tinggi, maka karya sastranya pasti juga mencerminkan kritik sosial yang tersembunyi dalam kehidupan masyarakat (Damono, 1979:4). Sebagai seorang penyair Rendra menyatakan diri sebagai seorang pemberi pandangan. Pandangan yang melihat dan memahami apa yang terjadi di masa rezim orde baru. Kesaksiannya tersebut ditunjukkan dalam karya sastra yaitu puisi dan drama. Begitu pun juga dengan kumpulan sajaknya yang berjudul  Potret Pembangunan dalam Puisi  (1980) yang merupakan kumpulan...