Sastra mengandung makna yaitu instruksi atau pedoman yang merujuk pada sebuah jenis tulisan yang berarti keindahan tertentu akan tetapi sastra tidak selalu berbicara persoalan keindahan (estetika) kadang kalanya sastra berbicara akan pedoman kehidupan manusia. Sedangkan agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan manusia (kepercayaan).
Pada sebuah hakikatnya makna dan cara kerja dari agama itu sendiri sebagai sumber cikal bakal yang melahirkan hukum-hukum pada manusia sering kali memunculkan pedoman kebakuan alias tidak bisa diubah atau ditawar. Unsur pada agama sendiri pun terdiri dari dua hal yaitu subjek dan miracle yang dapat diartikan dari makhluk kepada tuhan.
Sekilas kita bisa melihat kalau sastra dan agama saling berkaitan dalam kehidupan manusia. Akan tetapi kalau dilihat dari secara benar-benar baik sastra maupun agama tidaklah saling kaitan. Karena esensi dari agama sebagai makna sebenarnya pada kehidupan manusia sangatlah berbeda dengan esensi sastra pada kehidupan manusia itu sendiri.
Peran sastra yang dimaknai sebagai sesuatu yang fleksibel dan tidak mengikat yang mengartikan kalimat kebebasan adalah kunci mutlak sastra sesungguhnya. Ibaratkan seperti manusia yang bebas berekspresi tanpa ada aturan yang mendoktrin otaknya sebagai manusia benar atau salah. Maka itu bisa dikatakan sebagai kebebasan.
Sedangkan dalam esensi agama kadang kali kita takut, tersinggung dan terhina kalau kita melihat agama dari sudut pandang dari sastra ke agama ataupun agama kita sendiri dicemooh oleh orang lain sebab pada intinya itu adalah hal omong kosong yang tidak beretika. karena agama adalah sesuatu yang mengikat pemikiran manusia dari kecil sampai dewasa.