Istri Kedua |
Dalam novel istri kedua karya
asma Nadia, merupakan novel yang mengambil tema permasalahan di hubungan keluarga.
Tetapi yang dilirik
bukan seperti success
story dan kebrokenan home di
suatu keluarga. Yang dibahas disini adalah isu yang telah digandrungi sejak
lama yaitu poligami.
Poligami memang telah
menjadi topik yang sangat ramai dibicarakan orang. Bukan hanya kalangan
laki-laki sebagai pelaku poligami tetapi juga pada kalangan perempuan sebagai
‘korban’. Kasus poligami, pria idaman lain, dan wanita idaman lain selalu
menyebar luas di kalangan masyarakat. Sebab permasalahan hal ini memang tidak
sederhana. Seperti yang sering dikatakan orang yang sudah ahli dalam bidang
ini.
Dalam buku novel yang ditulis oleh pasangan suami
istri penulis Asma Nadia dan Isa Alamsyah ini pada dasarnya berisi mengenai
kisah-kisah nyata para pelaku poligami. Jadi dalam novel ini tidak hanya
sekadar merekam kesuksesan atau kegagalan, tetapi mendeskripsikan dinamikanya. Riak-riak yang terjadi
selama menjalani bahtera
keluarga karena harus berbagi dengan perempuan lain.
Memang suatu keputusan untuk
menikah lagi pada akhirnya hanyalah menimbulkan banyak hal yang terjadi. Ada
bahagia juga derita. Dalam novel ini mengupas berbagai kisah ketika adanya
cinta yang lain. Dengan menu proporsional, kisahnya yang sangat dekat dengan
kehidupan kita. Dalam cerita tidak melulu mengungkapkan kesedihan pada praktik
poligami namun ada kelucuan dan semangat untuk melakukannya seperti yang
diceritakan an-nissa Alamsyah yang mengisahkan dan seorang lelaki yang sukses
Dengan empat orang istrinya bahkan dengan berbagai kisah sukses melewati
poligami.
Lewat Asma Nadia, novel istri
kedua ini menceritakan perjuangan beratnya untuk berusaha mengikhlaskan
suaminya yang menikahi Murni yang merupakan tetangga yang sangat ia kenal.
Bahkan rumahnya bisa terlihat dari rumahnya sendiri.
Saat menikah lagi, suaminya meminta izin. Karena alasan yang dikemukakan sang suami, ia menyetujui. Namun setelahnya bukan berarti mudah baginya. Sampai detik ini dia tidak bisa memupus cemburu yang menyesakkan batin. Tentu tidak mudah baginya mengiklaskan seseorang yang telah belasan tahun menjadi imam untuknya dan anak-anaknya kini menjadi imam bagi perempuan lain dan anak-anaknya.
Pada Istri Kedua Ayahku, Asma Nadia menceritakan seorang yang istri pertama yang bukan hanya sakit hati tidak terima dengan suaminya yang menikah lagi tetapi juga menanamkan dendam pada anak-anaknya. Dan itu semua sudah tertuang pada sinopsis di balik bukunya.
Ada harga yang harus dibayar dalam
setiap pilihan, pada setiap keputusan. Seringkali bukan Cuma oleh diri sendiri. Bukan hanya untuk
saat ini, namun hingga sepanjang usia.
Perempuan-perempuan yang mengambil peran istri kedua meski sebagian menjalaninya untuk memenuhi jalan takdir tanpa cela, namun tak semua menyadari, betapa tidak mudah memainkan peran ini. Untaian tulisan dalam buku ini menghadirkan ragam rekaman kisah sejati.
Tak ada maksud menghakimi selain berharap menjadi media pembelajaran bagi berbagai pihak, termasuk yang sedang dalam dilema menjadi istri kedua dan mungkin para suami yang bermaksud berpoligami. Lalu, siapakah yang pantas dibela? Duka ananda dikemudian hari, bisakah kita obati? Tarik napas dalam, dan bersiaplah. Lembaran-lembaran dibuku ini akan menghadirkan cerita pahit,manis, sampai ‘horor’ yang mungkin tak pernah kamu bayangkan.
Dan juga ada juga pada penggalan dialog di halaman 142 yang menggambarkan sakitnya perasaan dari istri pertama yang harus mengikhlaskan hubungannya yang dipoligami.
Lalu diam-diam dia menikah lagi. 'untuk menikah lagi tidak perlu izin istri pertama', begitu katanya. Jelas hati ini hancur.
Begitu pun tersirat juga pada quote yang ada di bagian akhir pembukaan asma Nadia.
Jangan lagi bicara cinta sambil tetap menawarkan duka padaku cukup sisakan waktu agar sempat kita bercumbu.
Kritik saya pada novel ini adalah buku ini unik dari segi pembawaan ceritanya yang banyak mengambil sudut pandang orang pertama dari protagonisnya walaupun temanya adalah tema pasaran yang sering langganan ada di tiap rak novel Gramedia atau wattpad. Tapi setidaknya tema poligami yang ditulis oleh asma nadia. Yang berkolaborasi dengan Isa Alamsyah. mungkin kata bijak yang bisa diambil dari buku ini adalah menekankan pola pikir seseorang untuk berpoligami juga berpikir ulang untuk melakukan berpoligami. Serta buku ini diikhtiarkan ke pembaca agar mereka yang sedang berada dalam dilema menjadi perempuan kedua, atau istri yang suaminya baru saja mengungkapkan keinginan menikah lagi atau para suami yang berhasrat mengambil perempuan lain bisa sejenak mengambil jeda dari keinginannya itu. Mereka bisa merenungkan lagi lebih dalam manfaat mudaratnya. Lalu, melibatkan Allah agar keputusan apapun nanti berada dalam tuntunan-Nya. Intinya novel ini adalah novel yang milirik kesenjangan hubungan rumah tangga. Yang dilalui dinamika-dinamika ekstrim dari agama atau budaya disekitar manusia dalam berhubungan. Yang pada akhirnya kebahagiaan itu bukanlah...hal yang bisa diberikan pada orang lain...itu adalah hal yang harus didapatkan sendiri.